Program Menghitung Luas Permukaan dan Volume Kubus

Program “RAMALAN BINTANG”

Ayo siapa yang ingin mengetahui sifat menurut ramalan bintang dan jodoh yang cocok dengan anda

bila anda menginginkan program ini dan mengetahui ramalan bintang anda silahlan klik disini

Program Menghitung Volume dan Luas Permukaan Balok

Program ini dibuat untuk mengetahui volume dan luas permukaan balok dengan diketahui panjang,lebar, dan tinggi

Bila anda ingin melihat program ini silahkan download disini

Cara Membuat Program Tentang “PENJUMLAHAN DUA BILANGAN”

Klik (Microsoft Visual Basic 6.0 | Standard EXE | Open )

Langkah 1 : MENDESAIN FORM

Tempatkan 4 buah control label, 3 buah textbox, 3 buah command, dan 5 buah shape

Langkah 2 : PENGATURAN PROPERTI

Langkah 3 : PENULISAN CODE PROGRAM

Klik dua kali (double click) control Cmd_proses atau tombol PROSES, selanjutnya ketikkan kode program sebagai berikut :

Private Sub Cmd_proses_Click()

Dim bilpertama, bilkedua, hasilpenjumlahan As Integer

bilpertama = Val(Txt_bilpertama.Text)

bilkedua = Val(Txt_bilkedua.Text)

hasilpenjumlahan = Val(bilpertama + bilkedua)

Txt_hasilpenjumlahan.Text = hasilpenjumlahan

End Sub

Klik menu View | Object, lalu klik dua kali (double click) control Cmd_hapus atau tombol HAPUS, selanjutnya ketikkan kode program sebagai berikut :

Private Sub Cmd_hapus_Click()

Txt_bilpertama.Text = Empty

Txt_bilkedua.Text = Empty

Txt_hasilpenjumlahan.Text = Empty

Txt_bilpertama.SetFocus

End Sub

Klik menu View | Object, lalu klik dua kali (double click) control Cmd_keluar atau tombol KELUAR, selanjutnya ketikkan kode program sebagai berikut :

Private Sub Cmd_keluar_Click()

MsgBox (“APAKAH ANDA YAKIN INGIN KELUAR? JIKA YA KLIK OK!”)

End

End Sub

Maka akan muncul seperti gambar dibawah ini:

Jalankan Program, tekan F5 !

Simpan lagi file ( File | Save Project )

Tampilan output program

SELAMAT MENCOBA !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

ingin menjalankan program ini silahkan download disini

 

program ramalan bintang

Membuat sebuah program tentang “Menghitung Luas Segitiga”

Klik (Microsoft Visual Basic 6.0 | Standard EXE | Open )

Langkah 1 : MENDESAIN FORM

Tempatkan 4 buah control label, 3 buah textbox, dan 3 buah command

Langkah 2 : PENGATURAN PROPERTI


Langkah 3 : PENULISAN CODE PROGRAM

Klik dua kali (double click) control Cmd_hitung atau tombol HITUNG, selanjutnya ketikkan kode program sebagai berikut :

Private Sub Cmd_hitung_Click()

Dim nilaialas, nilaitinggi As Long

Dim luassegitiga As Long

nilaialas = Val(Txt_nilaialas.Text)

nilaitinggi = Val(Txt_nilaitinggi.Text)

luassegitiga = Val(Txt_luassegitiga.Text)

Txt_luassegitiga = Val(nilaialas * nilaitinggi)

End Sub

Klik menu View | Object, lalu klik dua kali (double click) control Cmd_hapus atau tombol HAPUS, selanjutnya ketikkan kode program sebagai berikut :

Private Sub Cmd_hapus_Click()

Txt_nilaialas.Text = Empty

Txt_nilaitinggi.Text = Empty

Txt_luassegitiga.Text = Empty

Txt_nilaialas.SetFocus

End Sub

Klik menu View | Object, lalu klik dua kali (double click) control Cmd_tutup atau tombol TUTUP, selanjutnya ketikkan kode program sebagai berikut :

Private Sub Cmd_tutup_Click()

MsgBox (“apakah anda yakin ingin keluar”)

End

End Sub

Maka akan muncul seperti gambar dibawah ini:

Image

Jalankan Program, tekan F5 !

Simpan lagi file ( File | Save Project )

Maka, Tampilan output program seperti berikut :

Image

bila teman-teman ingin mengetahui program ini silahkan download disini

Wujud kebudayaan daerah di Indonesia

Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda.

Rumah adat     :

  • Aceh: Rumoh Aceh
  • Sumatera Barat: Rumah Gadang
  • Sumatera Selatan: Rumah Limas
  • Jawa: Joglo
  • Papua: Honai
  • Sulawesi Selatan: Tongkonan (Tana Toraja), Bola Soba (Bugis Bone), Balla Lompoa (Makassar Gowa)
  • Sulawesi Tenggara: Istana buton
  • Sulawesi Utara: Rumah Panggung
  • Kalimantan Barat: Rumah Betang
  • Nusa Tenggara Timur: Lopo
  • Maluku: Balieu (dari bahasa Portugis)

Contoh : Rumah gadang, rumah adat sumatera barat

 

 

 

 

Tarian

Tarian Pakarena di pulau Selayar di masa Hindia Belanda
  • Aceh: Saman, Seudati
  • Sumatera Utara: Tortor (batak Toba & Simalungun), Tari Sapu Tangan , Tari Adok , Tari Anak , Tari Pahlawan , Tari Lagu Duo , Tari Perak , Tari Payung (Pesisir Sibolga/Tapteng)
  • Riau: Persembahan, Zapin, Rentak Bulian, Serampang Dua Belas
  • Kepulauan Riau: Madah Gurindam
  • Sumatera Barat: Tari Piring, Tari Payung, Tari Indang, Tari Randai, Tari Lilin
  • Jambi: Sekapur Sirih, Selampit Delapan
  • Bengkulu: Andun, Bidadei Teminang
  • Sumatera Selatan: Bekhusek, Tanggai
  • Lampung: Bedana, Sembah, Tayuhan, Sigegh, Labu Kayu
  • Jawa: Bedaya, Kuda Lumping, Reog
  • Bali: Kecak, Barong/ Barongan, Pendet
  • Maluku: Cakalele, Orlapei, Katreji
  • Betawi: Yapong
  • Sunda: Jaipong, Tari Topeng
  • Timor NTT: Likurai, Bidu, Tebe, Bonet, Pado’a, Rokatenda, Caci
  • Sulawesi Selatan: Tari Pakkarena, Tarian Anging Mamiri, Tari Padduppa, Tari 4 Etnis
  • Sulawesi Tengah: Dero
  • Gorontalo : Tari Saronde , Tari Elengge ,Tari Dana-Dana ,Tari Polopalo ,Tari Pore-Pore
  • Irian Jaya: Musyoh, Selamat Datang, Yosim Pancar
  • Nias: Famaena

Contoh Tarian : Tari jaipong, Tarian daerah Jawa Barat

11 Warisan Budaya Indonesia Diakui Dunia

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

11 Warisan Budaya Indonesia Diakui Dunia

Organisasi PBB untuk ususan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya, UNESCO, telah mengakui 850 situs di dunia menjadi warisan budaya, termasuk diantaranya 11 situs yang ada di Indonesia.

Ke-850 situs yang diakui menjadi warisan budaya dunia itu terdiri dari 689 mengenai budaya dan 176 alam, kata Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Jero Wacik dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Dirjen Nilai Seni Budaya Dan Film, Ukus Kuswara, pada Kongres Sekretariatan Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) di Solo, Rabu.

Sebanyak 11 situs budaya Indonesia yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia, antara lain mengenai Batik, Wayang, Keris, Angklung, dan situs manusia purba Sangiran.

Mengenai batik, dalam menjaga dan mengembangkannya kedepan tidak ada masalah, karena sekarang tidak hanya kaum tua, generasi muda pun sudah memakai kain batik, sementara keris hanya digunakan sebatas sebagai pelengkap pakaian adat.

“Untuk mempertahankan keris sebagai warisan budaya dunia, memang tidak mudah dan ini menjadi tantangan tersendiri, maka lewat kongres ini harus bisa dijabarkan untuk keris agar tidak saja menjadi pelengkap pakaian adat. Tapi juga bisa sebagai benda seni dan bisa menjadi nilai tambah dan tidak hanya generasi tua, tetapi juga muda yang menyenangi,” katanya.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahlinya Bidang Politik Maryanto mengatakan bahwa keris memang pada awalnya sebagai senjata untuk melindungi diri, tetapi sekarang sudah tidak terbatas pada fungsi tersebut saja.

Keris selain untuk senjata melindungi diri, dan simbol status sosial juga sebagai barang seni yang bernila tinggi dan juga sebagai barang sovenir yang bisa mendatangkan keuntungan bagi perajin keris.

“Jadi mengenai pelestarian keris itu apa bila dikelola dengan baik juga bisa mendatangkan kesejateraan bagi masyarakat,” katanya.

Kongres SNKI perta yang berlangsung dari 19-21 April 2011 di Solo, itu selain untuk memilih pengurus baru, juga menysun program kerjas.

Bersama kongres SNKI tersebut juga digelar pameran dan bursa keris dan juga diadakan demontrasi membuat keris oleh para empu-empu muda.

CONTOH :

      

 

Pengertian dan Definisi Kurikulum

Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum. George A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa : “ A Curriculun is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given school”. Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum … to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa : “ …the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school.

Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:

1.kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
2.kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3.kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.
4.kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

Sementara itu, Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian :
(1) kurikulum sebagai ide;
(2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum;
(3) kurikulum menurut persepsi pengajar;
(4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas;
(5) kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan
(6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.

Dalam perspektif kebijakan pendidikab nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

 

MEDIA PEMBELAJARAN

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:

  1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
  2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
  3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
  4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

  1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
  2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
  3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
  4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
  5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
  6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
  7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
  8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.

CONTOH DARI MEDIA PEMBELAJARAN :